CARA MENYEMBUHKAN BUTA WARNA
November 24, 2022 by 3Dpotret Team
Buta warna adalah kondisi mata yang tidak mampu mata melihat warna secara normal. Penderita penyakit ini sulit membedakan warna tertentu (buta warna parsial) atau bahkan seluruh warna (buta warna total).
Buta warna adalah penyakit yang umumnya didapat sejak lahir. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Buta warna merupakan penyakit seumur hidup. Agar penderita dapat beradaptasi dengan kondisi ini, dokter akan memberikan penanganan sesuai dengan jenis buta warna yang diderita.
Penyebab Buta Warna
Mata memiliki sel-sel saraf khusus yang bereaksi terhadap warna dan cahaya. Selain mendeteksi terang dan gelap, sel ini juga berfungsi untuk mendeteksi tiga pigmen warna, yakni merah, hijau, dan biru. Selanjutnya, otak akan menentukan persepsi warna dari apa yang ditangkap oleh sel dalam mata tersebut.
Pada penderita buta warna, sel yang mendeteksi pigmen warna rusak atau tidak berfungsi. Akibatnya, mata tidak dapat mendeteksi warna-warna tertentu atau bahkan seluruh warna.
Penyebab buta warna terbagi menjadi tiga, yakni sebagai berikut:
1. Diturunkan
Pada sebagian besar kasus, buta warna diturunkan dari orang tua ke anak. Buta warna turunan umumnya memengaruhi kedua mata. Tingkat keparahan buta warna pada penyakit turunan bisa ringan, sedang, hingga berat, dengan derajat keparahan yang tidak akan berubah hingga akhir hidup penderitanya.
2. Didapatkan
Selain keturunan, faktor-faktor berikut dapat menyebabkan seseorang terkena buta warna di kemudian hari:
-
Penyakit tertentu yang bisa menurunkan kemampuan melihat warna, seperti anemia sel sabit, diabetes, degenerasi makula, penyakit Alzheimer,
multiple sclerosis, glaukoma, penyakit Parkinson, leukemia, atau kecanduan alkohol
-
Efek samping obat, seperti digoxin, ethambutol, phenytoin, sildenafil, dan hydroxychloroquine
-
Paparan zat kimia, misalnya
carbon disulfide yang digunakan dalam industri rayon, atau styrene yang dimanfaatkan dalam industri plastik dan karet
-
Cedera mata, misalnya akibat kecelakaan atau benturan
3. Penuaan
Usia juga dapat menjadi penyebab seseorang menderita buta warna. Seiring usia bertambah, kemampuan mata dalam menangkap cahaya dan warna akan menurun sehingga dapat menimbulkan kesulitan dalam membedakan warna. Kondisi ini akan lebih buruk pada seseorang yang menderita penyakit katarak.
Gejala dan Jenis Buta Warna
Buta warna ditandai dengan kesulitan membedakan warna tertentu (buta warna parsial), atau bahkan seluruh warna (buta warna total). Tanda-tanda seseorang menderita buta warna antara lain:
-
Sulit mengikuti pelajaran di sekolah yang berhubungan dengan warna
-
Sulit membedakan warna lampu lalu lintas
-
Sulit membedakan warna obat
-
Sulit membedakan warna buah yang mentah dengan yang sudah matang, atau menentukan tingkat kematangan makanan yang sedang dimasak
Gejala buta warna pada tiap pasien dapat berbeda, tergantung sel pigmen yang rusak atau tidak berfungsi. Gejala ini terbagi menjadi tiga tipe, yakni merah-hijau, biru-kuning, dan total. Berikut ini adalah penjelasannya:
Buta warna merah-hijau
Beberapa gejala yang dapat dialami oleh penderita buta warna merah-hijau, yaitu:
-
Kuning dan hijau terlihat kemerahan
-
Oranye, merah, dan kuning terlihat seperti kehijauan
-
Merah terlihat seperti abu-abu gelap
-
Merah terlihat kuning kecokelatan, dan hijau terlihat seperti warna krem
Buta warna biru-kuning
Jenis ini juga termasuk buta warna parsial. Penderita kondisi ini mengalami gejala berupa:
-
Biru terlihat kehijauan
-
Sulit membedakan merah muda dengan kuning dan merah
-
Kuning terlihat seperti abu-abu atau ungu terang
Buta warna total
Berbeda dengan kedua tipe di atas, seseorang yang menderita buta warna total kesulitan membedakan semua warna. Bahkan, sekitar 10% dari penderita buta warna total hanya dapat melihat warna putih, abu-abu, dan hitam.
Diagnosis Buta Warna
Dokter akan melakukan pemeriksaan buta warna untuk mendiagnosis kondisi tersebut pada pasien. Beberapa jenis tes buta warna yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:
Tes Ishihara
Tes Ishihara adalah yang paling sering digunakan. Dalam prosesnya, dokter akan meminta pasien untuk mengenali angka atau huruf yang tertera secara samar pada gambar berupa titik-titik berwarna.
Tes penyusunan warna
Dalam tes penyusunan warna, pasien harus menyusun warna yang berbeda sesuai dengan gradasi tingkat kepekatan warna.
Selain dua tes di atas, dokter dapat melakukan pemeriksaan tambahan untuk mencari tahu penyebab lain buta warna.
Pengobatan Buta Warna
Belum ada metode pengobatan yang dapat mengembalikan kemampuan pasien melihat warna sepenuhnya. Namun, pasien bisa melatih diri agar terbiasa dengan buta warna yang dideritanya.
Bagi orang tua, penting untuk mengenali gejala dan tanda-tanda buta warna pada anak. Tujuannya adalah agar orang tua bisa membantu anak beradaptasi dengan kondisinya sehingga aktivitas belajar atau kesehariannya dapat berjalan normal.
Segala kesulitan yang dialami pasien buta warna dapat dikurangi dengan beberapa upaya, seperti:
-
Berlatih mengingat segala aktivitas yang berkaitan dengan warna, misalnya dengan mengingat posisi warna pada rambu lampu lalu lintas
-
Menggunakan pencahayaan atau lampu yang terang di rumah dan kantor agar membantu memperjelas warna yang ada
-
Menggunakan teknologi pendukung yang tersedia, seperti aplikasi khusus yang dapat mendeteksi dan memberi tahu warna pada suatu objek
-
Menggunakan lensa kontak atau kacamata khusus yang dapat membantu pasien dalam mendeteksi warna tertentu sekaligus mengurangi intensitas cahaya yang dapat mengganggu penglihatan pasien
-
Meminta bantuan kerabat atau keluarga saat mengalami situasi sulit yang berhubungan dengan warna, misalnya ketika mencocokkan warna pakaian atau melihat apakah daging yang dimasak telah matang